BELAJAR SAXOPHONE YUK... (BEGINNER chapter 1)...
1. Pengenalan Dan Cara Perawatannya
1.1. Pengenalan
Saxophone merupakan instrumen musik jenis aerophone. Artinya instrumen yang memiliki sumber bunyi berdasarkan udara yang bergetar. Instrumen ini tergolong dalam instrumen tiup kayu walaupun bahan dasar instrumen tersebut terbuat dari logam. Gambaran umum saxophone: Badan dari saxophone dapat terlihat jelas berbentuk kerucut, bahannya terbuat dari metal yang tipis. Untuk mendapatkan nadanadanya, sepanjang tabung dibuat 18 – 20 lubang katup atau lubang nada dengan garis tengah yang semakin besar menyesuaikan bentuk tabungnya. Pada bagian yang lebih dekat dengan mouthpiece terdapat dua lubang katup kecil yang gunanya untuk memainkan nada-nada oktaf tinggi.
Sistem penjarian yang asli menurut Boehm, bahwa semua katup dikendalikan
dengan semacam kunci, beberapa terbuka dan sementara lainnya tertutup
pada waktu tidak dimainkan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk jenis
saxophone seperti huruf “U” supaya lebih mudah untuk dimainkan. Untuk
ukuran bariton dan yang lebih besar lagi, badannya diperpendek dengan
dua lipatan pada bagian atas.
Ada beberapa hal yang perlu dipelajari oleh siswa sebelum
belajar memainkan instrumen saxophone. siswa harus benar-benar kenal
namanama bagian dari saxophone dan tahu cara menggabungkannya. Saxophone
terdiri dari empat bagian yaitu: mouthpiece, neck, body dan Bell.
Gambar 3 dibawah ini menunjukkan nama-nama bagian dari saxophone.
Gambar
Mouthpiece mendapat perhatian pertama, yang mana bagian ini harus
digabungkan lebih dahulu. Mouthpiece dan reed digabungkan dengan sebuah
cincin logam yang disebut ligature sebagai pengikatnya.
Mouthpiece saxophone, aslinya terbuat dari kayu, tetapi sekarang umumnya
terbuat dari ebonit dan metal, bahkan ada juga dari kaca atau plastik.
Demikian juga dengan mouthpiece klarinet dapat dibuat dari bahan
tersebut dengan ukuran yang berbeda. Jika dibanding dengan mouthpiece
klarinet, dudukan reed yang disebut table, pada saxophone soprano
bentuknya lebih lebar dan pendek.
Ruangan bagian dalam dari mouthpiece disebut tone chamber, sedangkan ujung dari ruangan ini disebut jendela “window”. (gambar 6)
Cara memasang reed pada mouthpice seperti pada gambar 7 tidak dibenarkan, karena posisi ujung reed tidak tepat pada ujung
mouthpiece. Hal demikian hanya menyebabkan bunyi yang dihasilkan kurang
baik. Sedangkan pemasangan yang baik adalah posisi ujung reed simetris
dengan ujung mouthpiece, seperti gambar 8.
Berikut dikenalkan perlengkapan sebuah mouthpiece dan cara pemasangannya
Cara pemasangan reed yang lebih aman adalah mengikuti langkahlangkah berikut:
(1). Letakkan reed pada mouthpiece dengan posisi yang benar;
(2). Masukkan mouthpiece yang sudah terpasang reed tersebut ke dalam
ligature, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai
ujung reed terbentur ligature, karena bagian ujung reed sangat tipis dan
mudah sobek:
(3). Setelah , mouthpiece dan ligature terpasang, aturlah posisi reed
seperti dalam gambar 8 (posisi ujung reed simetris dengan ujung
mouthpiece);
(4). Apabila posisi reed sudah benar, ligature dapat dikencangkan dengan
cara memutar baut-baut pengeras supaya posisi reed tidak berubah atau
bergeser.
1.2. Perawatan
Mengenai cara perawatan instrumen saxophone yang dianjuran adalah sebagai berikut:
Perawatan instrumen secara intensif, selain untuk alasan higienis, hal
itu penting untuk menjaga agar instrumen tersebut dalam keadaan
siap untuk dimainkan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
perawatan instrumen tersebut adalah sebagai berikut:
1.2.1. Memegang instrumen saxophone hendaknya secara berhati-hati dan
menghindari kemungkinan terjadi benturan dengan benda keras lainnya,
sebab logamnya sangat tipis dan peka benturan.
1.2.2. Setelah selesai menggunakan segera membersihkannya, baik bagian
luar maupun bagian dalamnya, bantalan-bantalan (pad) yang basah (akibat
pernapasan), harus segera dikeringkan dengan menggunakan kain yang mudah
menyerap air, atau dengan kertas yang halus dan lunak (kertas rokok).
1.2.3. Mouthpiece dan reed segera dicuci setelah selesai digunakan
1.2.4. Untuk meletakkan saxophone pada saat tidak dimainkan adalah sebagai berikut:
Dengan cara menggunakan tempat duduk khusus (saxophone stand), dengan
cara ini instrumen berdiri bertumpu pada bagian bell dari saxophone.
1.2.4.2. Apabila tidak ada tempat
duduk khusus kita dapat meletakkan saxophone dengan cara lain, yaitu
dengan menidurkan instrumen pada permukaan yang datar dan rata, seperti
meja, lantai atau diatas kopor saxophone (chase). Cara
meletakkan seperti ini yang harus diperhatikan ialah jangan sampai
ada bagian-bagian kunci yang menahan beban cukup berat dari saxophone,
sebab bahan dasar instrumen ini terbuat dari logam yang lunak (mudah
bengkok). Cara meletakkan saxophone seperti gambar 12 tidak dapat
dibenarkan, sebab ada dua kunci terpaksa menahan beban cukup berat dari
saxophone (kunci”d” dan “d#”), apabila hal ini berlangsung terus-menerus
dapat mengakibatkan pergeseran antara katup dan lubang suara sehingga
katup tidak berfungsi dengan baik.
Sedangkan cara meletakkan saxophone supaya aman pada waktu tidak sedang
dimainkan adalah seperti contih dalam gambar 13 dibawah ini, yang mana
pada bagian bell sebelah kanan dari saxophone terdapat lempengan plat
logam yang berfungsi untuk pengaman katup nada (Bb, B, C, dan C#).
Pada bagian inilah kita meletakkan saxophone dengan cara menidurkannya.
1.2.4.3. Penyimpanan instrumen dalam Kopor/kotak instrumen, sebaiknya
diletakkan di tempat yang aman dan kering, serta perubahan suhunya
tidak terlalu mencolok. Hal ini bermaksud untuk menjaga pemuaian ataupun
penyusutan dari instrumen tersebut.
1.2.4.4. Perlu diperhatikan cara meletakkan kopor yang berisi saxophone
jangan sampai terbalik seperti contoh dalam gambar 14. Dalam gambar
tersebut dapat terlihat dengan jelas, sehingga bagian tersebut sangat
rawan. Sedangkan cara-cara yang benar seperti contoh dalam gambar 15,
disini saxophone bertumpu pada bagian yang bengkok seprti huruf
“U”, bagian ini dilapisi plat logam sebagai pengaman.
2. Teknik Dasar Bermain Saxophone
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bila akan
belajar memainkan saxophone, yaitu cara memegang saxophone, teknik
pernapasan, posisi bermain, teknik embosur (embouchure), teknik
penjarian dan teknik peniupan.
2.1. Cara Memegang Saxophone
Sebelum mengangkat instrumen dari kopornya, sebaiknya terlebih dahulu
menggabungkan mouthpiece dengan reed. Setelah posisi reed terpasang
dengan benar, gabungkan dengan leher saxophone (neck dan mouthpiece).
Apabila mouthpiece, reed dan leher saxophone sudah tergabung,
tali penggantung saxophone yang disebut sling dapat dipakai
(dikalungkan pada leher pemain). Fungsi dari pada sling tersebut adalah
untuk membantu ibu jari tangan kanan dalam menopang saxophone
dengan cara mengaitkan ujung sling pada badan saxophone. Kemudian
badan saxophone diangkat dari petinya dengan cara memegang pada
bagian bellnya dan gabungkan badan saxophone tersebut dengan lehernya
yang sudah terpasang mouthpiece. Sedang cara untuk menggabungkan
badan dengan leher saxophone adalah:
Memegang badan saxophone pada tangan kanan dengan bertumpu
pada pangkuan, sementara tangan kiri memegang leher yang
siap digabungkan dengan badan saxophone.
2.1.1. Posisi jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri
maupun kanan disesuaikan tepat pada permukaan katup nada dalam membentuk
setengah melingkar.
Kelebihan dari posisi ini adalah memindahkan dalam
memainkan gerakan-gerakan melodi yang cepat dan relaksasi
selama bermain. Sedangkan cara yang tidak dianjurkan adalah posisi
jari yang menempel lurus pada katup nada. Posisi ini memiliki kelemahan,
kurangnya fleksibilitas serta ketegangan-ketegangan pada saraf motorik,
sehingga pemain lekas merasa capai.
2.1.2. Posisi jari kelingking tangan kiri maupun tangan kanan
harus dapat bergerak bebas untuk menjangkau kunci-kunci nada, yakni:
Jari kelingking tangan kiri harus bebas menjangkau kunci-kunci nada g#,
c#, B dan Bb. Sedangkan untuk jari kelingking tangan kanan harus bebas
menjangkau kunci nada Eb dan C.
Perlu ditekankan bahwa kedua jari kelingking tidak boleh menegang.
2.1.3. Latihan meniup saxophone.
Nada yang paling mudah untuk dibunyikan pada saxophone adalah nada “B”,
Di bawah ini ditunjukkan contoh latihan meniup saxophone dengan menggunakan nada “b” yang dimainkan dengan tempo lambat.
Kemudian dilanjutkan dengan nada-nada lainnya yang masih menggunakan jari-jari tangan kiri, yakni: Nada A. G dan C.
2.2. Pernapasan
Pernapasan yang dianjurkan, sebagaimana dalam pernapasan menyanyi dan
memainkan alat musik tiup lainnya, adalah sistem
pernafasan diafragmatis.
Alasan dari pernapasan diafragmatis yang dianjurkan seperti diatas
adalah, selain terdapat volume udara yang lebih besar dan kuat dibanding
dengan pernapasan paru-paru, juga hal itu sangat menentukan produksi
suara serta kemampuan yang lebih sempurna dalam menjangkau teknik maupun
etude-etude yang ada.
Di bawah ini adalah cara untuk melatih sistem pernapasan diafragmatis:
2.2.1. Hirup udara melalui hidung, bersamaan dengan itu rasakan
aliran aliran udara melalui paru-paru menuju sekat rongga
perut (diafragma), sekaligus rasakan pengembangan otot-otot
disekitar perut (rusuk bawah, terutama pada sekat rongga badan)
2.2.2. Hembuskan melalui mulut secara rata, sekaligus merasakan
aliran udara dan pengempisan otot-otot pada bagian perut secara
perlahan-lahan.
Setelah proses pernapasan sudah dipahami, selanjutnya latihan pernapasan dapat dikontrol dengan cara sebagai berikut:
a. Tekan kuat-kuat kedua telapak tangan pada sisi pinggang dengan ibu
jari melingkar di sisi depan perut dan keempat jari lain diletakkan di
sisi bagian belakang.
b. Sementara kedua telapak tangan menekan pada sisi pinggang, bongkokkan
badan kira-kira membentuk sudut 90°, kemudian tarik napas seperti
petunjuk di atas, dan rasakan pengembangan otot-otot di sekitar perut
bagian atas. Dengan cara tersebut akan lebih memudahkan dalam
mengontrol pengembangan otot-otot perut dalam hu-bungannya
dengan pernapasan diafragmatis.
c. Setelah melakukan hal tersebut berulangkali dan sudah dipahami,
latihan pernapasan dapat dilanjutkan dengan posisi berdiri tegak.
Untuk mengontrol pernapasan diperlukan kecermatan sebsb pernapasan yang
salah akan berakibat fatal bagi seorang pemain alat musik tiup.
Apabila latihan-latihan di atas sudah dapat dilalui dengan baik
dan benar, berikut akan diuraikan tenteng posisi bermain saxophone.
2.3 Posisi Pemain
Posisi instrumen dan tubuh pada waktu bermain merupakan langkah awal
yang perlu mendapat perhatian, terutama bagi siswa pemula. Hal ini
sangat penting teknik pernapasan dan keleluasaan gerak tangan maupun
jari.
Sikap bermain saxophone sebaiknya jangan terlalu tegang (tegap), dan
sebaliknya jangan terlalu santai. Ambillah sikap yang wajar, baik dalam
sikap berdiri maupun dalam sikap duduk.
2.3.1. Posisi Berdiri
Posisi berdiri seperti dalam gambar 25 dibawah ini selain terlalu kaku
juga menghambat pernapasan serta menghambat keleluasaan gerak jari-jari
kita.
Sedangkan posisi berdiri yang dianjurkan adalah:
Berdiri wajar, kepala agak menunduk dengan pandangan mata lurus kedepan.
Adapun posisi saxophone agak sedikit dimiringkan ke kiri dengan
menempelkan bagian bawah dari saxophone pada pinggul sebelah kanan. Hal
ini sangat membantu keleluasaan gerak jari-jari dan menjaga supaya
saxophone tidak banyak bergerak pada waktu dimainkan.
Dalam halaman berikut ini ditunjukkan gambar posisi leher yang tidak
baik. Posisi seperti ini selain kurang sedap untuk dipandang juga dapat
mengganggu pernapasan serta berpengaruh pada intonasi dari nada-nada
yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena cara pemasangan antara
mouthpiece dan leher saxophone yang kurang tepat.
Untuk menjaga supaya posisi leher pemain tidak seperti dalam gambar
diatas, posisi mouthpiece pada leher saxophone harus digeser (diputar)
sedikit ke kanan disesuaikan dengan kemiringan saxophone. Untuk
menggeser posisi mouthpiece supaya leher pemain bisa tegak adalah
sebagai berikut:
Ambillah sikap berdiri seperti dalam gambar nomor 26, sementara
tangan kiri memegang mouthpiece yang kurang tepat posisinya dan putarlah
ke kanan hingga posisi leher pemain tidak miring. Gambar berikut ini
akan ditunjukkan bagaiman cara memutar mouthpiece.
2.3.2. Posisi Duduk
Pada posisi duduk tidak banyak berbeda dengan posisi berdiri. Perbedaan
hanya pada posisi tubuh saja, sedangkan untuk posisi instrumen sama
seperti pada posisi berdiri.
Dalam posisi duduk sebaiknya kita menggunakan kursi yang tidak memakai
sandaran tangan, sebab sandaran tersebut akan mengganggu tangan dan
saxophone pemain itu sendiri. Apabila terpaksa menggunakan kursi yang
memakai sandaran tangan, dapat kita atasi dengan cara duduk miring ke
kiri dari arah kursi kira-kira 45° dengan bertumpu pada pantat dan paha
sebelah kiri. Gambar 29 ditunjukkan posisi duduk pada kursi yang memakai
sandaran tangan.
2.4. Teknik Ambosur ( Embouchure )
Kata ambosur berasal dari bahasa Perancis “embouchure”. Sedangkan dalam
istilah Inggris memiliki arti ganda, yaitu mouthpice dan bibir. Adapun
pengertian umum dapat diartikan sebagai bibir. Untuk istilah musik
(dalam permainan alat musik tiup), ambosur adalah posisi bibir dan gigi
pada mouthpiece. Bentuk ambosur yang baik adalah sebagai berikut:
Letakkan gigi atas pada bagian atas dari mouthpiece; Lekatkan
bagian dalam dari bibir di sekililing mouthpiece, sekaligus memajukan
rahang bawah seperti sikap dalam menggigit (gigi bawah sejajar dengan
gigi atas).
Ada dua macam jenis tiupan dalam alat musik tiup yaitu:
a. Meniup dengan udara dingin
b. Meniup dengan udara panas
Udara dingin dipergunakan untuk meniup alat musik tiup seperti:
piccolo, fluit sopran, hobo dan klarinet dari nada “A” keatas.
Udara panas dipergunakan untuk meniup alat musik tiup seperti:
klarinet dari nada “Ab” kebawah ( Ab, G, Gb, F dan E ), saxophone,
fagot, fluit alto, tenor dan fluit bass.
Untuk mewujudkan tiupan-tiupan diatas adalah, apabila kita meniupkan
udara pada satu titik, akan terwujud udara dingin. Apabila
kita menghendaki tiupan dengan udara panas, tiupkan udara dengan
fokus satu titik yang lebar. Dalam meniup saxophone tidak hanya
membutuhkan udara panas saja, tetapi harus didukung oleh ambosur yang
benar serta tenaga yang relatif kuat.
Lebih lanjut Maezawa menjelaskan bahwa ambosur untuk saxophone yang benar adalah:
(1). Kerutkan kedua bibir (bibir atas dan bawah) hingga membentuk
garis-garis pada permukaan bibir dan tariklah kedua sudut bibir ke
tengah-tengah hingga bentuk bibir menyerupai huruf “O”;
(2). Masukkan mouthpiece kedalam mulut yang sudah membentuk huruf “O”
sesuai kebutuhan kemudian tutuplah bibir disekeliling
mouthpiece, sehingga apabila ditiup udara tidak akan bocor;
(3). Tiuplah mouthpiece tersebut dengan mengucapkan kata “dho” (seperti pada kata “dholan”).
Dengan meniup sambil mengucap kata “dho”, udara yang keluar adalah udara panas. (gambar 32)
Ambosur untuk saxophone berbeda dengan ambosur untuk klarinet. Untuk
membentuk ambosur klarinet, tariklah bibir kesatu titik yang terletak di
bawah ujung dagu.
Tetapi untuk membentuk ambosur saxophone kita harus menarik bibir kesatu
titik yang letaknya di tengah-tengah antara bibir atas dan bibir bawah.
Dari ketiga pendapat tersebut di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
ketiga pendapat tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membuat bibir
supaya mengeras dan mewujudkan tiupan dengan udara panas.
2.5. Teknik Penjarian ( Fingering )
Sistem penjarian pada alat musik saxophone untuk petunjuk penggunaan
kunci-kunci nada dan jari akan diberi tanda-tanda, huruf, titik ( ) dan
lingkaran kecil ( ). Tanda huruf dan angka menunjukkan kuncikunci nada
yang digunakan atau digerakkan. Tanda titik ( ), menunjukkan katup nada
yang ditekan atau ditutup. Tanda lingkaran kecil ( ) menunjukkan katup
nada yang tidak ditekankan atau dibuka. Di bawah ini akan ditunjukkan
huruf-huruf dan angka-angka yang akan dipergunakan sebagai petunjuk
kunci-kunci dan jari-jari.
2.6.3.1. Vibrasi
Vibrasi adalah kualitas getaran dalam nada yang dihasilkan oleh gerakan
yang sangat rapat dari rahang bawah. Para saksoponis menggunakan vibrasi
(khususnya dalam musik tarian) pada nada panjang. Pada tempo yang
sangat lambat sampai sedang harus dicoba menggunakan vibrasi pada
nada-nada seperempatan ( ),
dan teristimewa pada nada setengahan ( ) atau nada utuh ( ).
Apabila tanpa vibrasi nada saxophone memiliki warna yang kurang cemerlang bila dibanding dengan penggunaan vibrasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar