AJARI MEREKA DENGAN KASIH SAYANG
Masihkah kita membentak, mencaci,
memaki, memukul dan menampar anak dalam mendidik mereka?, think again! Apa yang
menjadi alasan kita melakukan itu semua?, atas nama pendidikan, kedisiplinan,
nenanamkan akhlakul karimah?, think again!. Apakah karena kita ingin
mengajarnya atau menghajarnya, karena cinta atau karena kesal mereka tak
kunjung baik, soleh dan soleha?.
Dikuti dari www.waspada.co.id 7 juli 2011, di sana
ditulis 5 (8 versi redaksi) dampak buruk kekerasan terhadap anak, Astrid
Gonzaga Dionisio (Child Protection Specialist UNICEF) menjelaskan bahwa
kekerasan bisa terjadi di mana saja, termasuk sekolah. Menurut WHO, kekerasan
adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional,
penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial. Fakta di Indonesia
sekitar 80% guru menggunakan hukuman fisik atau kekerasan verbal pada anak.
Studi ini dilakukan tahun 2006, di Jwa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera
Utara. Kekerasan dalam jangka panjang maupun pendek memiliki dampak buruk
antara lain:
1. Kematian
2. Menghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Mempengaruhi
kemampuan untuk belajar dan kemauan untuk sekolah
4. Mengakibatkan
anak lari dari lingkungan asalnya, seperti rumah, sekolah atau panti
5. Menghancurkan
rasa percaya diri terhadap anak
Itulah beberapa dampak buruk
mendidik anak dengan cara kekerasan. Bisa dibayangkan jutaan anak Indonesia
jika gurunya, orang tuanya dan lingkungannya (masyarakat) mendidik mereka penuh
kekerasan, bagaimana bangsa ini di tahun-tahun mendatang.
Islam memiliki solusi untuk
mendidik anak dengan baik yaitu dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Pendidikan
islami memberikan rasa nyaman bagi anak ketika ia ada di rumah, sekolah dan
tempat bergaulnya.
Anak itu ibarat kertas putih
bersih, masih polos tanpa cela, terserah anda mau di isi dengan apa kertas
tersebut. Jika ingin kertas itu penuh makna tulislah kata-kata yang baik dan
indah, jika terjadi kesalahan penulisan perbaiki dengan cara yang baik agar
kertas tidak rusak atau robek. Anak itu ibarat keca, ketika kotor penuh debu
bersihkan dengan alat dan cara yang baik agar kaca tak tergores atau bahkan
pecah.
Rasulullah saw. bersabda :
“Tidaklah kelemahlembutan ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya dan
tidaklah dicabut darinya melainkan akan memperjeleknya.” (HR. Bukhari dari
Aisyah ra)
Rasulullah saw. bersabda : “Siapa
saja yang dihalangi dari kelemahlemutan maka dihalanginya pula dari kebaikan.”
(HR. Muslim dari Jabir binAbdullah ra)
Rasulullah saw. bersabda : “Jika
Allah menginginkan kebaikan bagi sebuah anggota keluarga maka Dia akan
memasukkan kelembutan pada mereka.” (HR. Ahmad)
Dari ketiga hadis di atas jelas
bahwa rasulullah menganjurkan kepada kita untuk berlemahlembut terhadap segala
sesuatu, termasuk mendidik anak. Tanpa kelemahlembutan maka akan hilang
kebaikan apapun itu. Kelemahlembutan dalam mendidik adalah bentuk dari rasa
kasih sayang. Mendidik anak dengan lembut berarti mengajarkan kebaikan,
mengajarkan keindahan dan mengajarkan arti kasih sayang dan cinta.
Selain dengan cara yang
lemahlembut mendidik anak adalah memberi nasehat. Nasehat itu lebih baik
daripada harus memukul ketika anak melakukan suatu kesalahan besar. Telah
diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. tidak pernah memukul sesuatu dengan
tangannya sama sekali, tidak kepada istri beliau ataupun pembantu beliau.
Beliau hanya memukul ketika berperang dijalan Allah. (HR. Muslim).
Akan tetapi memukul boleh saja
dilakukan asal sesuai kebutuhan serta tidak menjadikannya kebiasaan apalagi
sampai menimbulkan lebam, dan gangguan psikis terhadap anak, karena
Rasulullahpun bila harus memilih antara dua pilihan maka beliau memilih yang
paling mudah selama bukan dosa. So...nasehat lebih baik daripada harus memukul.
Nasehat adalah tanda kecintaan kita terhadap mereka, nasehat menunjukkan rasa
kasih sayang dan kepedulian kita terhadap merekea, sedangkan memukul
menunjukkan kemarahan dan kekesalan terhadap mereka. Mari kita ajari mereka
tentang kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar