Written on 21.22 by Ed's-HRM
Ketika perusahaan ingin mendapat masukan mengenai mulai turunnya motivasi karyawan maka
pihak perusahaan mencoba mengetahuinya dengan membagikan daftar
pertanyaan atau questioner, dalam questioner tersebut pihak perusahaan
memberikan pertanyaan seputar kegiatan dan ekspektasi karyawan terhadap
perusahaan. Selama ini perusahaan telah berupaya terus menerus untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan, namun peningkatan kesejahteraan
ini tidak serta merta meningkatkan motivasi para karyawan, sepertinya
mereka tidak tergerak untuk meningkatkan kinerja mereka. Dari jawaban
yang mereka tuliskan, terungkap sebuah harapan dari para karyawan, bahwa
mereka mendambakan sebuah penghargaan berupa kejelasan akan masa depan
mereka di dalam perusahaan. Hal tersebut sangat berkaitan erat dengan
penjelasan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk memasuki dan berada
di dalam sebuah perusahaan, tentunya dengan seperangkat
aspirasi,minat,kemampuan dan potensinya dengan tujuan terpenuhinya
segala kebutuhan terutama kebutuhan hidupnya. Sementara perusahaan
sebagai organisasi mempunyai tujuan,sasaran,struktur organisasi, dan
kesempatan untuk berkembang.
Tulisan
diatas menyiratkan kepada kita, bahwa kebutuhan karyawan tidaklah
sepenuhnya berupa materi, mereka juga membutuhkan sebuah penghargaan
ketika mereka dengan segala kemampuannya berhasil memberikan kontribusi
kepada perusahaan, tentunya setiap kontribusi yang diberikan akan
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing bahkan dapat unggul
dari perusahaan lainnya, tentu ini sebuah prestasi bagi karyawan
tersebut, tetapi ketika itu terjadi apa yang akan mereka dapatkan jika
mereka terus bertahan dan berprestasi di dalam perusahaan.
Ada
tujuan perusahaan ada juga tujuan karyawannya, antara kedua tujuan
tersebut di atas seyogyanya berinteraksi sehingga terjadi proses
penyesuaian, yang akan menimbulkan kepuasan dalam bekerja bagi
karyawan,sedangkan bagi perusahaan ketika sasaran yang ingin dicapai
dapat terealisasi yaitu proses kegiatan perusahaan berjalan effektif dan perusahaan mengalami kemajuan, maka sewajarnya terjadi kesesuaian (matching)
satu sama lain agar tujuan masing-masing dapat tercapai. Itulah
gambaran ideal hubungan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.
Persoalannya adalah bagaimana bentuk dari proses penyesuaian ini dan
salah satu yang kemudian dikembangkan adalah dengan membuat proses
perjalanan kerja bagi karyawan didalam perusahaan yang kemudian kita
sebut sebagai Karier karyawan. Dengan demikian yang perlu dibuat oleh perusahaan adalah pola atau system karier sementara karyawan harus mampu membuat Perencanaan karier .
Pengertian
dari perencanaan karier sering membuat orang bingung, karena istilah
ini selalu dikaitkan bahwa yang menyiapkan perencanaan karier adalah
perusahaan, padahal perencanaan karier sangat tergantung dari karyawan
itu sendiri, merekalah sebenarnya yang tahu mau kemana besok dan mau
jadi apa, sementara perusahaan hanya wajib memfasilitasinya agar
perencanaan karier sesorang dapat terwujud di dalam perusahaan. Sebagai
ilustrasi saja, dapat dijelaskan bahwa perusahaan membuat banyak jalan
dengan berbagai tujuan dan sementara itu karyawan dipersilahkan untuk
memilih tujuan dan jalan masing-masing, dan
apakah karyawan dapat mencapai tujuannya, yang mungkin merupakan
cita-citanya, tentu sangat tergantung dari karyawan itu sendiri untuk
membuat prestasi. Dan sebagai tambahan kita bisa melihat tabel dibawah
ini :
Pola karier
|
Perencanaan karir
|
- Kebutuhan masa depan
- Jenjang karir
- Penelaahan potensi individu
- Mengkaitkan kebutuhan/kesempatan dengan keinginan/kebutuhan individu
- Koordinasi dan audit sistim karir
|
- Pengenalan diri : kemampuan dan minat-minat
- Membuat sasaran : hidup dan kerja
- Perencanaan untuk mencapai sasaran
- Alternatif-alternatif di dalam atau diluar organisasi
- Jenjang karir, di dalam atau di luar organisasi
|
Dengan
adanya pola atau system karier yang jelas maka setiap karyawan sudah
dapat merencanakan kariernya dari awal sampai nanti ketika akan
menjalani pensiun, tentu bagi karyawan yang berprestasi akan lebih cepat
mendapatkan tujuan kariernya, dibandingkan mereka yang
biasa-biasa saja. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikemukan oleh
pakar SDM yaitu Mondy, menurut beliau melalui perencanaan karir, setiap
individu mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan
kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir, dan merencanakan
aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus utama dalam perencanaan
karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan
yang secara realistis tersedia.
Tidak semua orang mampu merencanakan dan merealisasikan kariernya, tentunya dengan berbagai alasan, untuk itu tindakan apa yang harus dilakukan agar terus mampu berkarier, para eksekutif yang berhasil tidak mengandalkan orang lain untuk mengelola karir mereka. Mereka lebih mengutamakan kerja keras dan kemampuan dalam meraih kesempatan. Senada dengan ini, kemandegan karir seseorang sering disebabkan oleh kepasifan orang tersebut dalam mengelola karirnya. Jika Anda merasa dikecewakan perusahaan karena telah bertahun-tahun bekerja, sementara promosi atau peningkatan karir tidak kunjung datang, Anda perlu lebih aktif memanajemeni karir melalui tiga tindakan berikut ini.
Tidak semua orang mampu merencanakan dan merealisasikan kariernya, tentunya dengan berbagai alasan, untuk itu tindakan apa yang harus dilakukan agar terus mampu berkarier, para eksekutif yang berhasil tidak mengandalkan orang lain untuk mengelola karir mereka. Mereka lebih mengutamakan kerja keras dan kemampuan dalam meraih kesempatan. Senada dengan ini, kemandegan karir seseorang sering disebabkan oleh kepasifan orang tersebut dalam mengelola karirnya. Jika Anda merasa dikecewakan perusahaan karena telah bertahun-tahun bekerja, sementara promosi atau peningkatan karir tidak kunjung datang, Anda perlu lebih aktif memanajemeni karir melalui tiga tindakan berikut ini.
Pertama, menganalisis dan meningkatkan kompetensi Anda.
Kompetensi
di sini berarti mempunyai kemampuan dan sikap yang matang, bukan hanya
mempunyai masa kerja yang paling lama. Misalnya, Anda seorang supervisor
yang telah menduduki posisi tersebut bertahun-tahun dan tidak juga naik
jabatan atau pangkat. Anda perlu introspeksi diri: apakah Anda telah
berfungsi sebagai supervisor yang baik? Apakah Anda mempunyai kemampuan
teknis dalam bidang anda, mampu memimpin bawahan serta mengambil
keputusan secara tepat? Apakah sikap anda menunjukkan sikap seorang
pemimpin yaitu penuh inisiatif, dapat menjadi teladan dan dapat
bekerjasama dengan baik?
Seorang
karyawan yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya saat ini belum dapat
dipastikan bahwa ia akan berhasil menangani pekerjaannya mendatang. Oleh
karena itu, agar muncul sebagai karyawan yang berpotensi dipromosikan
ia harus mengembangkan diri untuk dapat memiliki persyaratan tersebut.
Seseorang dapat meningkatkan diri melalui pelatihan, bahan bacaan maupun
dengan mempelajari pengalaman orang-orang sekitarnya yang telah
berhasil. Jika memungkinkan ia dapat secara langsung belajar dari
atasannya (mentoring) teknik-teknik yang ingin ia kembangkan.
Jadi, bila Anda ingin meraih posisi tertentu, Anda harus menjadi orang
yang paling siap menduduki posisi tersebut karena dengan demikian atasan
Anda akan melihat bahwa Andalah orang yang paling tepat untuk
dipromosikan.
Ketiga, menciptakan nilai tambah (plus) untuk memperlancar jalan ke posisi yang diinginkan.
DR.
Schwartz (The Magic of Thinking Big) menyatakan bahwa salah satu
rahasia keberhasilan adalah kebiasaan bertindak sebagai pengambil
inisiatif atau sukarelawan. Misalnya: seorang wiraniaga sebuah
perusahaan farmasi menemukan kelemahan perusahaannya yaitu tidak
mempunyai data-data tentang konsumen pengguna obat. Ia kemudian
membicarakan perlunya penelitian tentang pasar kepada semua orang.
Mula-mula ia tidak didengar, tetapi ia benar-benar terobsesi oleh
gagasannya sehingga memberanikan diri menemui pimpinan perusahaan. Ia
minta ijin untuk menyiapkan laporan bulanan tentang fakta-fakta
pemasaran obat dari berbagai sumber. Wiraniaga ini terus melakukan hal
tersebut sampai akhirnya manajemen dan wiraniaga lain merasa benar-benar
tertarik. Setahun kemudian ia memulai penelitian pasar dan dibebaskan
dari tugas-tugas rutin. Lima tahun berikutnya sang wiraniaga menjadi direktur penelitian pasar di perusahaan menengah tersebut.
Perusahaan dapat memfasilitasi agar karir Anda berjalan dengan baik, tetapi Andalah yang menentukan kelancaran karir Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar