Yang
dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian
proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentunk
bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok
yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang
melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan
sebagainya.
Manajemen
proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan
menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan
proyek secara optimal. Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi,
biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih
ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan
sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu
proyek.
Manajemen
konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :
- Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
- Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktupelaksanaan
- Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
- Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
- Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis performa dilapangan
1.
Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan
Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai
dengan persyaratan (Spesification)
untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu
bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian
hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan
mutu (Quality Control) , pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan
waktu pelaksanaan (Time Control).
Penerapan
konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun
dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek
tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai
berikut
- Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
- Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
- Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
- MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.
2.
Peranan Manajemen Konstruksi
Peranan MK pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :
a.
Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak
pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface)
antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK
dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu
penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan
ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket
pekerjaan yang telah disiapkan.
b.
Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak
kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi
"konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan
tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan
menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan
melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/
KONTRAKTOR.
c.
Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional
yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan
d.
Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam
Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai
pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
C.
TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI
1.
Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek
konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun berdasarkan
kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.
Dalam menyusun suatu perencanaan
yang lengkap minimal meliputi :
a.
Menentukan tujuan.
Tujuan
dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan
dilakukan.
b.
Menentukan sasaran.
Sasaran
adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan
yang lelah ditetapkan sebelumnya.
c.
Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk
mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap
posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d.
Memilih alternatif.
Selalu
tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan
dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu
kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu
dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.
e.
Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini
terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah
memperhatikan berbagai batasan.
Tahapan perencanaan di atas
merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai urutannya. Dari proses
tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.
2.
Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap
ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :
a.
Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat
estimasi biaya
b.
Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
c.
Menyusun analisis kelayakan proyek
d.
Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)
3. Tahap
Penjelasan (Briefing)
Pada tahap
ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga
konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik. Kegiatan
yang dilaksanakan :
a.
Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan
tenaga ahli
b.
Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan
lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
c.
Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana
pelaksanaan
d.
Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat
menggambarkan denah dan batas-batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik
dan Konsultan Perencana.
4. Tahap
Perancangan (Design)
Pada tahap
ini adalah melakukan perancangan (design)
yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat
Gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan,
dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan :
a.
Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian
akhir
b.
Memeriksa masalah teknis.
c.
Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
d.
Mempersiapkan:
v
Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal,
serta daftar kuantitas
v
Taksiran biaya akhir.
Pihak yang
terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan
atau konsultan quantitiy surveyor.
5. Tahap
Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap
ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek
konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang
dilaksanakan :
a.
Prakulaifikasi
b.
Dokumen Kontrak
Pihak yang
terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.
6.
Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada
tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang
sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah
disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua
oprasional di lapangan :
a.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:]
v Perencanaan
dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan
v Organisasi
lapangan
v Tenaga kerja
v Peralatan
dan material
b.
Kegiatan Koordinasi
v Mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pembangunan
v Mengkoordinasi
para sub kontraktor
Pihak yang
terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor, Sub
Kontraktor, suplier dan instansi terkait.
7. Tahap Pemeliharaan
dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tujuan pada
tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen
kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang
dilakukan adalah :
a.
Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa
data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
b.
Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki
kerusakan- kerusakan
c.
Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta
pedoman pemeliharaan.
d.
Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
Pihak yang
terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar