Rabu, 20 November 2013

25 TUGAS SOFTSKILL "PERENCANAAN HUMAS"

Perencanaan Humas

Di negara-negara yang sudah maju public relation banyak dipraktekkan untuk memperkembangkan organisasi kekaryaan (work organization) dan meningkatkan daya karya para karyawannya. Tidak mengherankan, apabila banyak buku diterbikan mengenai public relation yang merupakan pembahasan dan hasil penelitian para ahli. Di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, public relation termasuk kurikulum berbagai perguruan tinggi, dan merupakan mata kuliah tersendiri. Akan tetapi public relation sangat diperlukan juga untuk pemimpin organisasi dan kelompok kekaryaan di masyarakat. Mungkin ini sekilas tentang public relation.
Tetapi pada kesempatan ini saya ingin membahas tentang perencanaan humas, karna mata kuliah ini adalah mata kuliah “ perencanaan humas”. Sebelum membahas lebih jauh tentang humas, saya ingin lebih dulu menyinggung sedikit tentang pengertian “perencanaan”, Perencanaan dari kata rencana yang artinya adalah aktivitas mengembangakan sesuatu yang akan datang yang harus dilaksanakan dan bagaimana mengerjakannya. Menurut hasil bacaan yang saya peroleh, perencanaan mengandung sifat pengalaman, dikatakan demikian karna sedetail apapun suatu perencanaan itu dilakukan, ia tetap saja tidak luput dari ketidakpastian, ini disebabkan karna sulitnya mendefinisikan secara pasti tentang faktor-faktor yang berpengaruh dan juga faktor-faktor yang turut menentukan wujud masa depan yang diinginkan. Ketika kita menggunakan premis-premis ataupun suatu asumsi untuk mendapatkan suatu kesimpulan, mungkin resiko ketidakpastian perencanaan bisa diperkecil, meskipun demikian tetap saja sangat sulit bahkan mustahil untuk menghilangkan factor ketidakpastian ataupun ketidaktepatan dalam sebuah perencanaan. Didalam buku “Organisasi dan Management Sumber Daya Manusia” telah disebutkan ada 6 teknik peramalan sebagai instrument perencanaan, ini merupakan sebuah usaha untuk meminimalisasi ketidakpastian itu, keenam teknik tersebut adalah :
1. Ekstrapolasi
Ekstrapolasi merupakan suatu teknik peramalan dengan memproyeksikan kecenderungan- kecenderungan masa lalu ke masa depan. Artinya, tingkat dan jenis perubahan yang terjadi dimasa lalu digunakan sebagai bahan untuk meramalkan perubahan-perubahan yang terjadi dimasa lalu digunakan sebagai bahan untuk meramalkan perubahan- perubahan yang terjadi dimasa yang akan datang.
2. Indeksasi
Indeksasi sebagai instrument peramalan adalah suatu metode memperkirakan kebutuhan ketenagakerjaan dimasa depan dengan menyesuaikan dengan suatu indeks tertentu. Ekstrapolisasi dan indeksasi hanya bermanfaat sebagai instrument peramalan jangka pendek.
3. Analisis statistical
Terutama untuk kepentingan perencanaan jangka panjang. Analisis statistical sangat bermanfaat karena analisis demikian digunakan dengan memperhitungkan perubahan yang mungkin terjadi sebagai penyebab bergesernya tuntutan terhadap kebutuhan sumber daya manusia.
4. Analisis anggaran
Salah satu praktik manajerial dalam semua jenis organisasi adalah keharusan bagi pimpinan barbagai satuan kerja untuk menyusun rancangan anggaran bagi satuan kerja yanbg dipimpinnya.
5. Analisis kegiatan/usaha baru
Penggunaan instrument ini berarti bahwa perencanaaan memperhitungkan perkiraan organisasi yang bersangkutan sendiri dengan situasi yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan lain yang sudah berpengalaman dalam melaksanakan kegiatan sejenis.
6. Penciptaan model dengan bantuan computer
Salah satu keuntungan yang dapat dipetik dari pemanfaatan teknologi computer dalam perencanaan sumber daya manusia ialah bahwa jika terjadi perubahan dalam penawaran dan perubahan ketenagakerjaan, perubahan tersebut dapat segera dimasukkan ke dalam computer untuk menyempurnakan rumus peramalan sehingga aktualitasnya lebih terjamin.
Dari pembahasan tersebut terlihat bahwa tugas peramalan kebutuhan akan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan cara, mulai dari yang paling sederhana dan informal hingga pendekatan yang sangat rumit dan canggih. Pendekatan mana yang cocok selalu bersifat situasional. Artinya, tidak ada satu pendekatan yang cocok bagi suatu organisasi dalam setiap tahap perjalanannya. Ketepatan dalam suatu pendekatan ditentukan oleh tiga hal, yaitu eksternal, tantangan internal, dan situasi ketenagakerjaan dalam organisasi dalam suatu kurun waktu tertentu.

Fungsi Manajement Sumber Daya Manusia dan Motivasi Kerja.
Prof, Dr. H. Abdurrahmat Fathoni, dalam bukunya yang berjudul “Organisasi dan Management Sumber Daya Manusia“ menyebutkan beberapa pakar yang mengemukakan fungsi manajemen, adapun para pakar tersebut diantaranya :
George R. Terry
• Planning
• Organizing
• Actuating
• Controlling

Harold Koontz and Cyril O’donnell
• Planning
• Organizing
• Staffing
• Directing
• Controling

Henry Fayol
• Planning
• Organizing
• Commanding
• Coordinating
• Controling

Luther Gulick
• Planning
• Organizing
• Staffing
• Directing
• Controling
• Reporting
• Budgeting

Prof, Dr. H. Abdurrahmat Fathoni
• Perencanaan,
• Pengorganisasian
• Menggerakkan
• Memberi petunjuk
• Koordinasi
• Pengawasan
• Pelaporan
• Meng-anggarakan
• Evaluasi

Sejarah Humas
Dalam sebuah buku yang berjudul “Media Massa & Masyarakat Modern” yang dikarang oleh William L. Rivers, terdapat penjelasan mengenai sejarah humas, istilah humas (public relation) mulai muncul di akhir abad 19. Salah satu pengguna pertama istilah ini adalah Dorman Eaton dari Yale Low School di tahun 1882 dalam pidatonya yang berjudul “ The Public Relation and Duties of the Legal Profession” (humas dan tugas profesi hukum). Pada tahun 1906dan 1913 ketika perusahaan kereta api di Baltimore dan Ohio menghadapi masalah dengan masyarakat, istilah humas mulai disebut-sebut lagi, yang menurut Bernays, berlanjut selama 1920-an dan mengukuhkan istilah humas itu dalam pemakaian sehari-hari, meskipun saat itu pengertiannya hanya terbatas pada penggunaan kalangan pers untuk mendukung sesuatu.
Sebelum perang dunia ke dua, istilah humas sudah menjadi bagian dari kosakata kalangan bisnis di AS. Meskipun istilahnya masih relative muda, namun praktik humas itu sendiri sudah lama dikerjakan di AS.

Tujuan- Tujuan yang Hendak Dicapai
Tujuan pokok humas adalah menyesuaikan berbagai aspek perilaku yang punya konsekuansi social. Harwood L. Childs mengatakan :
“Masalah yang dihadapi setiap perusahaan atau sector industry adalah memastikan kegiatan-kegiatan apa saja yang berdampak social, terutama yang bisa berbenturan dengan kepentingan public, lalu mencari jalan dan cara untuk menyesuaikannya agar lebih sesuai dengan kepentingan public”.
Para praktisi humas, dengan kerjasama penuh dari pihak klien atau pengguna jasanya, harus mengupayakan tercapainya empat tujuan, yaitu :
Mendefinisikan atau membantu mendefenisikan tujuan- tujuan social klien.
Mengungkap berbagai kendala untuk mencapai tujuan- tujuan itu, khususnya kendala yang ada di masyarakat, mulai dari sikap abai, kesalahpahaman dan sebagainya.
Mencoba menyesuaikan kebijakan dan tindakan klien demi mengatasi berbagai kendala tersebut.
Memberi masukan kepada klienuntuk merumuskan kebijakan dan program kerja yang lebih baik, yakni yang lebih sesuai dengan tujuan-tujuan social tadi.

Kritik Terhadap Humas
Para praktisi humas yang dulu berjasa mengubah citra para pengusaha-perampok menjadi sosok dermawan yang hebat, ironisnya justru tidak selalu memiliki citra yang baik dimata public. Kini para jurnalis cenderung meremehkan praktisi humas yang kebanyakan punya pengalaman juga sebagai jurnalis. Alasannya sendiri cukup banyak, mulai dari lebih tingginya penghasilan praktisi humas padahal para jurnalisnyalah yang lebih repot, hingga adanya pandangan bahwa manfaat humas bersifat artificial (tidak nyata). Pada tahun 1908 hingga 1920-an, America Newspwper Publichers Association berkampanye menentang publisitas dan iklan Cuma-Cuma yang sering diupayakan para praktisi humas. Pada tahun 1913 bahkan ada gugatan terhadap praktik humas karena dianggap curang dan merugikan.

Humas Modern
Humas adalah sebuah payung besar yang menaungi banyak bidang keahlian, dan jelas lebih luas daripada sekedar penghubung antara pers dank lien seperti yang biasa dilakukan di era Barnum. Publisitas hanya bagian kecil dari humas, demikian pula dengan penggunaan berbagai jenismedia mulai dari Koran, film atau majalah.
Humas modern jauh dari sekedar publisitas. Bernays dan para pengamat lain menyebut humas sebagai suatu “program total” yang meliputi banyak kegiatan yang lebih kompleks daripada publisitas.
Dalam bukunya yang berjudul “The Engineering of Consent”, Bernays mengatakan :
“Terpilihnya pimpinan perusahaan klien dalam dewan nasional adalah hal positif karena menunjukkan perhatian perusahaan pada kepentingan nasional. Ceramah para pabrik dihadapan para tokoh masyarakat juga penting karena mengisyaratkan kedekatan antara pabrik dan masyarakat di sekitarnya. Semua itu adalah tugas humas. Semuanya memang sekedar symbol, namun memiliki arti penting yang sangat besar dalam menciptakan citra positif di masyarakat luas”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar